ilhampadangtour

Negeri Sembilan, Secuil Ranah Minang di Semananjung Malaysia 
 
Contoh rumah tradisional Negeri Sembilan


Foto : internet

Suku Minangkabau adalah salah satu suku yang masyarakatnya dikenal sebagai salah satu masyarakat yang suka merantau. Karena merantau ini adalah salah satu falsafah hidup suku bangsa Minangkabau. Salah satu daerah yang yang bukan daerah asli minangkabau tetapi menjadi ‘daerah’ minangkabau di luar daerah aslinya adalah Negeri Sembilan, Malaysia.

Negeri Sembilan ini adalah salah satu negara bagian di Malaysia yang dikenal sebagai wilayah yang dibangun atau dibentuk oleh keturunan masyarakat minangkabau pada masa Kesultanan Malaka di Semenanjung Melayu. Para perantau Minangkabau sudah menetap di kawasan Semenanjung Malaka ini semenjak abad 15 dan 16. Akan tetapi pada saat itu belum dikenal sebagai Negeri Sembilan.

Berdasarkan catatan sejarah tahun 1612, di daerah Sungai Ujong, Jelebu, Johol, Rembau, Naning, Klang, Jelai, Segamat, Pasir Besar dan Ulu Pahang adalah daerah didiami oleh masyarakat Minangkabau Dan pada tahun 1677 tercatat bahwa, wilayah Naning, Rembau dan Sungai Ujung dipimpin oleh Raja Ibrahim dari Minangkabau. Baru pada tahun 1773 didatangkan dari Kerajaan Pagaruyuang untuk memimpin di Negeri Sembilan. Raja Malewar menjadi raja Negeri Sembilan dari tahun 1773 -1795.

Sebelum kedatangan Raja Malewar, Raja Kerajaan pagaruyung juga mendatangkan Raja Khathib ke Istana Sri Menanti, Negeri Sembilan. Gunanya adalah untuk mempersiapkan kedatangan raja Malewar. Dan setelah Raja Malewar wafat, raja yang memerintah di Negeri Sembilan adalah Tuanku Raja Hitamyang juga didatangkan dari Pagaruyung. Tuanku Raja Hitam memerintah di Negeri Sembilang hingga tahun 1808.

Masyarakt minangkabau di Negeri Sembilan kebanyakan berasal daerah Sarilamak (payokumbuh, limopuluh koto), dan juga dari beberapa daerah di Tanah Datar. Sehingga nama suku yang digunakan di sana adalah nama-nama daerah asal masyarakat di Tanah Datar dan Limopuluh Koto. Nama-nama suku di Negeri Sembilan adalah Biduanda, Paya Kumbuh, Batu Hampar, Tanah Datar, Seri Lamak, Mungkal, Tiga Ninik, Anak Acheh, Anak Malaka, Sri Melengkung, Batu Belang dan Tiga batu.

Saat ini ada beberapa daerah yang secara administrasi negara tidak lagi menjadi bagian dari Nagari Sembilan (lama). Karena alasan politik beberapa daerah tersebut menjadi bagian kerajaan lain. Naning yang pernah berperang melawan Inggris menjadi bagian dari Melaka. Ujung Klang atau Kang menjadi bagian dari Kerajaan Selangor dan Segamat menjadi bagian dari Kerajaan Johor. daerah yang menjadi bagian dari Kerajaan Negeri Sembilan sekarang adalah : Seremban (nama baru Sungai Ujong), Kuala Pilah, Port Dickson, Rembau, Tampin, Jempol, Jelebu dan Nilai.

Sebagai wilayah keturunan Minangkabau, sistem adat yang digunakan juga berbeda dengan sistem adat di Malaysia pada umumnya. Jika sistem adat yang umum digunakan di Malaysia adalah sistem adat Temanggung, maka sistem adat di Negeri Sembilan memakai sistem adat Kepatihan. Sistem adat Temanggung adalah adalah sistem adat Patriakat atau Patrilinial. Sedangkan sistem adat Ketemanggungan adalah sistem Matriakat atau Matrilinial, sebagaimana sistem adat yang digunakan di Minangkabau.

Bahasa yang mereka gunakan sehari-hari, selain berbahasa melayu, juga menggunakan bahasa minang dialek Negeri Sembilan. Saya pernah dengar orang Malaysia berbicara di mushala di Melaka, yang bahasanya bukan bahasa Melayu, tapi logat lebih mirip dengan bahasa minang dialek batusangka atau payokumbuh, jauh dari logat melayu malaysia yang sering saya dengar di serial Si Kembar Upi Ipin. Dari sekilas pembicaraan mereka, saya berasumsi mereka berasal dari Negeri Sembilan. Husnudzon aja yaa hahaha.

Sama seperti hal-nya di Sumatera Barat yang memakai hukum negara, hukum adat minangkabau juga masih digunakan. Jika di Ranah Minang kita mengenal Luhak sebagai pembagian daerah minangkabau, maka di Negeri Sembilan juga masih menggunakan sistem Luhak, yang disebut dengan Luak. Luak utama di Negeri sembilan adalah Luak sungai Ujong, Luak Jelebu, Luak Tampin, Luak Johol dan Luak Rembau.

Warna bendaera Kerajaan Negeri Sembilan juga mirip dengan warna Marawa, bendera Ranah Minang, yakni hitam, merah, kuning. Yang berbeda adalah posisi dan komposisi warna saja yang berbeda. Marawa posisinya berdiri dengan komposisi yang sama besar ukuran masing-masing warna dari kiri ke kanan. urutan warna Marawa dari kiri ke kanan adalah hitam, merah dan kuning.

Sementara bendera Negeri Sembilan, tiga perempat bagian berwarna kuning. Sedangkan seperempat bagian ukuran bendera berwarna merah dan hitam. Warna merah dan hitam ini berada di sudut kiri bendera berbentuk segitiga. Jadi warna merah seperdelapan bagian, dan warna kuning juga seperdelapan bagian. Dan lambang kerajaan Negeri Sembilan disebut Changgai Putri.

Rumah tradisional masyarakat Negeri Sembilan juga mirip dengan rumah tradisional Minangkabau. Saya bilang mirip karena dari pencarian saya di internet, rumah tradisional Negeri Sembilan ini lebih mirip dengan rumah gadang minang jenis Atap Kajang Padati. Atatpnya banyak yang bertingkat tetapi kelengkungannya tidak seperti rumah gadang bagonjoang. Gonjoangnya juga tidak terlalu tajam ke atas. Akan tetapi di beberapa gambar, atap gonjong rumah Negeri Sembilan sangat mirip dengan rumah gadang.

Untuk mengetahui banyak informasi tentang Negeri sembilan, kita bisa mengunjungi museum galeri sejarah Negeri Sembilan yang berada di Taman Seni Budaya Negeri Sembilan. Nanti akan saya posting tentang Muzium Negeri yang adang di Kompleks Taman Seni Budaya Negeri Sembilan di Seremban ya.
Lambang Kerajaan Negri Sembilan, foto : internet